Menu

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI

Pertama dalam Sejarah RI! Harga Emas Antam Tembus Rp 1,283 Juta

Emas Antam Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
 

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam terpantau kembali menguat dan mencetak rekor tertingginya lagi pada Kamis (3/4/2024).

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas satuan 1 gram pada hari ini dibanderol Rp 1.283.000/batang, naik sebesar Rp 9.000 per gram dari posisi harga Rabu kemarin. 
Harga emas Antam terus mencetak rekor dalam lima hari terakhir sejalan dengan melambungnya emas dunia.

Pada sisi yang sama, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam ditetapkan sebesar Rp 1.175.000 per gram, juga naik Rp 7.000 per gram dari posisi harga kemarin.

Berikut grafik pergerakan harga emas Antam:

Pergerakan harga emas Antam hingga saat ini masih mengikuti pergerakan harga emas dunia yang juga belum berhenti mencetak rekor. Pada perdagangan Rabu kemarin, harga emas dunia ditutup melesat 0,84% di posisi US$ 2.299,17 per troy ons.

Sementara pada pagi hari ini per pukul 08:42 WIB, harga emas dunia cenderung naik tipis 0,02% ke posisi harga Rp 2.299,56. Padahal sekitar pukul 06:00 WIB hari ini, harga emas sempat menyentuh level psikologis US$ 2.300 per troy ons.

Kenaikan harga emas dunia terjadi di tengah meningkatnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS), US Treasury dalam beberapa hari terakhir.

Hingga perdagangan Rabu kemarin, yield Treasury tenor 10 tahun yang merupakan acuan obligasi pemerintah AS naik 2 basis poin (bp) menjadi 4,349%. Posisi ini menjadi yang tertinggi sejak November 2023.

Namun, dolar AS yang melemah turut menjadi penopang harga emas kemarin hingga hari ini. Indeks dolar AS pada penutupan perdagangan kemarin melandai hingga 0,54% ke posisi 104,25.

"Emas melonjak ke rekor tertinggi dalam sejarah karena peningkatan volume perdagangan setelah Powell menekankan bahwa 'benjolan' yang terjadi tidak mengubah gambaran keseluruhan," kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York, dikutip dari Reuters.

Sebelumnya Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell dalam pidatonya di acara Economic Outlook di Stanford Business, Government, and Society Forum, Stanford, California, mengatakan bahwa butuh waktu yang cukup lama bagi para pengambil kebijakan untuk mengevaluasi keadaan inflasi saat ini, sehingga menentukan waktu potensi penurunan suku bunga masih belum pasti.

 

Powell juga mengatakan bahwa jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diperkirakan sebelumnya, Dia dan rekan-rekannya di The Fed sebagian besar setuju bahwa kebijakan suku bunga yang lebih rendah akan tepat pada suatu saat di tahun ini.

Namun, belum pasti kapan suku bunga acuan dapat dipangkas. Meski begitu, investor masih memperkirakan penurunan suku bunga pertama pada pertemuan kebijakan The Fed pada 11-12 Juni, meskipun data ekonomi baru-baru ini yang lebih kuat telah menimbulkan keraguan investor terhadap hasil tersebut.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, investor di AS memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 61,5% pada Juni, turun dari sekitar 63,8% pada pekan lalu.

Emas yang merupakan aset lindung nilai (hedging) terhadap inflasi dan aset safe haven selama masa ketidakpastian politik dan ekonomi, telah melonjak lebih dari 11% sepanjang tahun ini, dibantu oleh kuatnya pembelian oleh bank sentral dan masih tingginya permintaan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Go Back

Comment