Menu

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI

Kisah Apriyani Rahayu, Meniti Karier Bermodal Raket Kayu Buatan Ayah

Kisah Apriyani Rahayu, Meniti Karier Bermodal Raket Kayu Buatan Ayah

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Nama Apriyani Rahayu sudah dikenal luas oleh pecinta bulutangkis Tanah Air maupun mancanegara. Kiprahnya bersama Greysia Polii, kerap melahirkan gelar juara. PT BESTPROFIT

Apri, sapaan akrab Apriyani adalah pebulutangkis top yang berkiprah di sektor ganda putri. Meski masih berusia 22 tahun, dia sudah jadi salah satu pebulutangkis tumpuan Indonesia. BEST PROFIT

Gelar-gelar bergengsi sudah dipersembahkan untuk Merah Putih, diantaranya medali emas SEA Games 2019, Indonesia Masters 2020, Thailand Open 2020, dan sederet turnamen BWF lainnya. BESTPROFIT

Namun, dibalik ketenaran namanya kini, terdapat jalan terjal yang harus dilewati Apriyani dalam meniti karier. Dia berjuang meraih mimpi di tengah keterbatasan ekonomi. PT BESTPROFIT FUTURES

Pebulu tangkis ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Greysia Polii mengembalikan kok ke arah lawannya asal Jepang  Nami Matsuyama dan Chiharu Shida  dalam babak perempat final Daihatsu Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (17/1).  [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Pebulu tangkis ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Greysia Polii mengembalikan kok ke arah lawannya asal Jepang Nami Matsuyama dan Chiharu Shida dalam babak perempat final Daihatsu Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (17/1). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Dalam wawancaranya dengan PBSI via Live Instagram, Sabtu (25/7/2020), Apriyani memaparkan bagaimana sulitnya ia mengejar mimpi. BPF

Perempuan kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara itu berasal dari keluarga sederhana. Semasa kecil, dia bahkan kesulitan untuk bisa membeli raket. PT BESTPROFIT FUTURES HEAD OFFICE

Demi mengakomodasi minat Apriyani terhadap bulutangkis, ayahnya membuat raket sendiri yang bahan-bahannya berasal dari kayu dan papan.

"Jadi ayah saya saat itu belum bisa membelikan saya raket. Lalu dia buatkan raket dari kayu. Kayu sebagai gagangnya dan ada (papan) yang dibuat bulat begitu," kenang Apriyani.

"Ayah saya memang agak pintar kalau buat-buat benda seperti itu. Ada saja dia," tambahnya.

Ekpresi ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, usai menaklukkan Nami Matsuyama/Chiharu Shida (Jepang) dalam babak perempat final Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (17/1). [Humas PBSI]

Ekpresi ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, usai menaklukkan Nami Matsuyama/Chiharu Shida (Jepang) dalam babak perempat final Indonesia Masters 2020 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (17/1). [Humas PBSI]

Raket papan itu pada akhirnya jadi gerbang pembuka bagi Apriyani untuk menata karier lebih serius di dunia bulutangkis.

Ayahnya yang melihat kesungguhan anaknya itu, pada akhirnya tak tega dan membelikan Apriyani sebuah raket sungguhan.

"Saya dulu pernah ada raket satu, saya masih ingat merknya Astec. Tipenya saya tidak tahu, tapi warnanya biru," jelas Apriyani.

"Setiap senarnya putus itu, saya tidak ganti, tapi saya ikat ulang agar bisa tersambung lagi. Setiap saya tidur, saya peluk itu raket walaupun saya tidak tahu alasannya kenapa."

Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, tengah berlatih di Rizal Memorial Coliseum, Manila, Selasa (11/2), jelang tampil di penyisihan Grup Y BATC 2020 melawan tuan rumah Filipina. [Humas PBSI]

Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, tengah berlatih di Rizal Memorial Coliseum, Manila, Selasa (11/2), jelang tampil di penyisihan Grup Y BATC 2020 melawan tuan rumah Filipina. [Humas PBSI]

Apri mengaku awalnya tak pernah berpikir untuk bisa berada di tempatnya saat ini, atlet nasional Pelatnas PBSI.

Namun, setelah mendapat kepercayaan dan dikirim ke Jakarta untuk berlatih di PB Pelita milik Icuk Sugiarto, keinginannya untuk menjadi pebulutangkis top mulai muncul.

"Saya tak pernah bermimpi (untuk jadi atlet profesional). Itu sebelum saya beraltih dan masuk klub," beber Apriyani.

"Saat masuk klub, baru saya makin tertarik. Saya pikir impian saya di sini, bulutangkis itu seru dan ada tantangannya."

Kesulitan yang dialami semasa kecil, disebut Apriyani cukup berpengaruh terhadap mentalitasnya kini. Dia tak gampang mengeluh saat mendapat kesulitan.

"Makanya saat latihan saya kerap bilang 'ya sudah ini memang capek, tapi tak secapek apa yang saya lakukan dahulu'," jelas atlet kelahiran 29 April 1998 itu.

Ekspresi kegembiraan pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, bersama sang pelatih, Eng Hian, usai memastikan diri meraih medali emas SEA Games 2019 dengan mengalahkan Chayanit Chaladchalam/Phataimas Muenwong (Thailand), Senin (9/12). [Humas PBSI]

Ekspresi kegembiraan pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, bersama sang pelatih, Eng Hian, usai memastikan diri meraih medali emas SEA Games 2019 dengan mengalahkan Chayanit Chaladchalam/Phataimas Muenwong (Thailand), Senin (9/12). [Humas PBSI]

Kendati sudah mendapat hasil dari kerja kerasnya, yakni masuk pelatnas dan menjadi wakil Indonesia di turnamen-turnamen internasional, Apri mengaku belum puas.

Menurutnya, menjadi atlet Pelatnas PBSI hanyalah sebuah titik pencapaian dalam kariernya. Dia ingin terus berjuang meraih prestasi yang lebih tinggi.

"Ya saya merasa bangga dengan diri sendiri, tapi tak mau terlalu bagaimana juga. Saya memang sudah masuk pelatnas, tapi titiknya bukan di sini saja," kata Apriyani.

"Saya ingin menggapai mimpi yang lebih tinggi lagi. Tapi kalau dibilang bangga, ya saya bangga dengan diri saya sih," jelasnya.

Bersama Greysia Polii, Apriyani Rahayu kini jadi satu-satunya wakil ganda putri Indonesia yang dipastikan lolos ke Olimpiade Tokyo.

 

 

Sumber : suara.com

Go Back

Comment